Soloposcom, SOLO — PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daops) VI Yogyakarta menjalankan sejumlah KA jarak jauh tambahan untuk memenuhi permintaan pelanggan pada akhir pekan ini. Dalam hal ini, KAI tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 yang ketat. Manajer Humas PT KAI Daops VI Yogyakarta, Supriyanto, mengatakan demi memenuhi permintaan pelanggan, KA
Melintasi empat provinsi di Jawa sejauh 570 kilometer bukanlah perjalanan yang pendek. “Berhentinya berapa lama, ya?” tanya seorang bapak di bordes kereta. Dua jam sebelumnya, Bengawan, kereta api dari Purwosari tujuan Pasar Senen baru saja bertolak dari stasiun Lempuyangan. Para penumpang yang didominasi lelaki itu sudah gelisah. Tatkala kereta api berhenti sejenak untuk bersilang, mereka menghambur ke luar gerbong. “Lumayan, bisa udud dulu,” tandas bapak tadi seraya menyalakan sebatang rokok. Sore itu, di stasiun Sruweng, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Bengawan terhenti lajunya karena harus berbagi rel dengan KA Gaya Baru Malam Selatan yang bertolak menuju Surabaya. “Minggir, minggir!” penjaga stasiun berteriak, sementara itu dalam jarak beberapa ratus meter saja, rangkaian kereta api Gaya Baru melaju dengan kecepatan penuh, menyisakan angin yang menghempaskan debu-debu di pelataran stasiun. Satu menit kemudian, Bengawan melanjutkan perjalanannya kembali ke arah barat. Tidak ada kursi kosong yang tersisa di tiap-tiap gerbong Bengawan hari itu. Tas-tas, koper, dan kardus memenuhi semua kabinet bagasi. Seiring kereta yang melaju cepat, masing-masing penumpang mengeluarkan jurusnya untuk bisa menikmati perjalanan. Di ujung gerbong, sekelompok bapak-bapak tertawa meledak. Mereka bercanda dalam bahasa Jawa. Sesekali, candaan mereka membuat penumpang lain tersenyum kecut. Suasana kabin KA Bengawan Beberapa penumpang lain menghanyutkan diri mereka dalam dunia maya. Tatapan mereka tertuju ke layar ponsel, sementara badannya bergoyang-goyang mengikuti irama gerbong. Ada pula yang memilih tidur. Seorang bapak di sebelah kiriku malah membawa sarung, mengenakannya di pinggang, dan tertidur pulas, seolah-olah gerbong itu adalah kediaman pribadinya. Pukul 1700, tatkala kereta mulai mendekati stasiun Gombong, waktu berbuka puasa juga semakin dekat. Suasana gerbong jadi semakin riuh. Penumpang yang tadinya saling diam akhirnya membuka obrolan seputar menu berbuka. Kelompok bapak-bapak di ujung gerbong sudah siap dengan satu plastik besar es sirup yang mereka bawa. Sementara itu, penumpang lainnya telah siap dengan perbekalan masing-masing. “Para penumpang yang terhormat, saat ini waktu berbuka puasa telah tiba,” kata seorang pramugara lewat pengeras suara. Pengumuman itu segera disambut dengan “Alhamdullilah”. Penumpang di depanku membawa serta dua bungkus kolak pisang dalam tasnya. Dengan hati-hati, dia membuka ikat karet di ujung plastik. Matanya terpejam sejenak—mungkin berdoa—kemudian dia meraih sendok dan memakan hidangan manis itu dengan lahap. Kala penumpang tengah asyik dengan menu berbuka puasa mereka, Bengawan telah tiba di Stasiun Gombong dan berhenti selama 10 menit. Hanya segelintir penumpang yang naik dari Stasiun Gombong, mungkin karena kursi kereta sebelumnya telah penuh sejak berangkat dari Jogja. Sebenarnya, pemberhentian Bengawan di stasiun Gombong itu bukan sekadar untuk menaik-turunkan penumpang, melainkan karena harus berbagi rel dengan kereta lainnya. Stasiun Gombong Di tahun 2017 ini, manajemen kereta api berusaha untuk membuat jalur tunggal menjadi ganda untuk membuat perjalanan kereta api menjadi lebih efektif. Sepanjang jalur dari Jakarta hingga Solo, hampir semuanya telah berjalur ganda, kecuali di petak antara Purwokerto hingga Kutoarjo. Keberadaan jalur tunggal ini tinggal menghitung hari, karena untuk saat ini jalur Purwokerto-Kroya sedang digarap jalur ganda. Artinya, tinggal menunggu waktu, jalur Kroya hingga Kutoarjo pun akan segera dibuat ganda. Bagi sebagian orang, perjalanan yang makin cepat tentu makin baik. Tapi, buatku sendiri, perjalanan yang baik itu tidak melulu harus selalu cepat. Ketika kereta api harus berhenti beberapa saat untuk menanti kereta lainnya melintas, momen ini adalah momen yang paling kunantikan. Aku bisa turun ke luar gerbong, mengamati keadaan, mengobrol dengan petugas stasiun, juga mengambil beberapa foto sebagai bahan koleksi. Kereta api Bengawan lainnya yang bertolak dari Jakarta telah tiba di stasiun Gombong. Pengeras suara stasiun segera menggema, “Kereta api Bengawan tujuan akhir Pasar Senen siap diberangkatkan.” Satu panggilan itu dengan segera menarik puluhan penumpang yang berkeliaran di sekitaran gerbong segera masuk kembali. “Priiiiitttt…” peluit panjang melengking dan kereta api kembali melaju. Masih tersisa waktu 6,5 jam sampai Bengawan tiba di Pasar Senen. Setelah perut terisi penuh, satu per satu penumpang jatuh tertidur. Ada yang tidur dengan duduk tegak di kursi, tapi ada pula yang membawa koran dan menyembunyikan tubuh mereka di kolong kursi-kursi. Sebelum kereta api melakukan transformasi, dulu, penumpang bebas melakukan apa saja di dalam gerbong kereta. Mulai dari merokok, tidur bergelimpangan, semua bebas dilakukan tanpa ada sanksi. Akibatnya, gerbong menjadi tidak nyaman dan aman. Di setiap stasiun, puluhan pedagang, pengamen, dan pengemis merangsek masuk, bahkan di antara mereka ada pula penyusup berupa tukang copet. Namun, syukurlah karena itu dulu, sekarang kereta api telah berbenah diri. Bengawan adalah kereta api kelas tiga, alias kelas ekonomi. Untuk perjalanan sejauh 570 kilometer dari Jakarta menuju Solo, Bengawan membutuhkan waktu 9 jam 20 menit, melintasi provinsi DKI Jakarta-Jawa Barat-Jawa Yogyakarta. Jarak yang jauh itu cukup dibanderol dengan tarif sebesar Rp Tarif yang amat merakyat! Bandingkan dengan tarif bus umum, pesawat, atau kereta api lainnya, tarif ini amat murah. Gerbong 7 KA Bengawan Karena tarifnya yang nyaman di kantong, Bengawan selalu jadi pilihan yang pertama kucari setiap kali akan bertolak ke Yogyakarta. Namun, untuk mendapatkan tempat duduk di Bengawan, dibutuhkan usaha lebih. Sangat sulit mendapatkan kursi kosong di gerbong Bengawan, terutama saat akhir pekan atau libur panjang tiba. Tiga bulan sebelumnya pun tiket kereta ini sering ludes duluan! Lintas dari Jakarta ke Yogya sebenarnya bisa dilayani dengan beberapa kereta, namun jika dibandingkan dengan kereta ekonomi sejenis, Bengawan memang menjadi juaranya. KA Progo yang merupakan kelas tiga, dibanderol seharga Rp per sekali jalan. KA Gaya Baru Malam Selatan dibanderol Rp KA Jaka Tingkir dibanderol dari Rp hingga Rp KA Krakatau dibanderol Rp KA Gajahwong dan Bogowonto dibanderol Rp hingga Rp Jadi, jelas toh bahwa Bengawan adalah sang pemenang tarif termurah. Tarif murah KA Bengawan ini disebabkan karena kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi kepada beberapa rangkaian kereta api kelas ekonomi. Kereta Api Progo sudah tidak lagi masuk ke dalam golongan yang diberi subsidi, oleh karena itu tarifnya naik. Tahun 2014 yang lalu, aku masih sempat menikmati KA Progo dengan tarif Rp dari Pasar Senen menuju Lempuyangan. Namun, kita patut berbangga karena terlepas dari harga tiketnya, kereta api Indonesia terus berbenah diri. Perjalanan kini menjadi lebih aman dan nyaman. Stasiun disterilkan. Pemesanan tiket bisa dengan mudah secara online. Setiap gerbong kelas apapun kini telah dilengkapi dengan pendingin udara, jadi tidak ada lagi istilah mati kepanasan’ di dalam gerbong. Dengan hadirnya pendingin udara, otomatis semua perjalanan kereta api menjadi perjalanan bebas asap rokok. Penumpang tidak lagi diperkenankan untuk merokok di dalam rangkaian gerbong. Jadi, bagi sebagian perokok, momen kereta berhenti dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menyalakan batang rokok mereka di luar gerbong. Tak terasa, Bengawan terus melaju ke arah barat. Selepas stasiun Cirebon Prujakan, laju kereta ditingkatkan. Bengawan tidak berhenti di satupun stasiun di sepanjang lintasan ini. Pukul 2345, Bengawan tiba di Bekasi, dan pukul 0020 tiba dengan tepat waktu di stasiun Pasar Senen. Menutup perjalanan hari itu, sebuah motor ojek telah menantiku di depan stasiun Senen. Perjalananku masih panjang, 18 kilometer menuju kamar kost. Perjalanan di atas Bengawan mungkin membuat punggungku lelah, tapi jiwaku bersuka, dan kantongku pun nyaman.
TRIBUNJOGJAWIKICOM, YOGYAKARTA - PT Kereta Api Indonesia Daop 6 Yogyakarta kembali mengoperasikan perjalanan Kereta Api Reguler Jarak Jauh secara bertahap untuk melayani masyarakat menuju Jakarta. Mulai 14 Juni 2020 KAI menjalankan KA Bengawan relasi Purwosari - Pasar Senen yang juga akan berhenti di beberapa Stasiun.
Tips Memilih Tempat Duduk Di Kereta Api – Bagi yang sering bepergian jauh pasti tidak asing dengan Kereta Api, moda transportasi ini masih menjadi favorit untuk perjalanan jarah jauh di Pulau Jawa. Hampir setiap liburan dapat dipastikan bakalan penuh kuota tiap rangkaiannya. Berikut Endangered Tour menyampaikan tips untuk memilih tempat duduk yang nyaman pada kereta api berbagai kelas 1. Kelas Eksekutif Denah Tempat Duduk Kelas Eksekutif A. Keterangan Kapasitas 50 Kursi Model 1 & 52 Kursi Model 2 Panah Hijau artinya kursi bisa diputar 180 derajat berhadap2an Buat yang suka jalan-jalan atau nongkrong di bordes kursi strategisnya adalah 1ABCD, 2ABCD, 12ABCD, 13ABCD, tapi minusnya adalah berisik karena deket dengan bordes dan pas berhenti di stasiun banyak pedagang asongan yang teriak-teriak di pintu ditambah lagi crew KA yang males nutup pintu masuk/keluar, guncangan kereta juga lebih terasa karena seat berada diatas Boogie rangkaian roda kereta, tapi lebih halus daripada kereta bisnis atau ekonomi. Buat yang suka tidur kursi strategis adalah yg berada ditengah kereta dan disamping jendela 6A, 6D, 7A, 7D, 8A, 8D Buat yang tidak mau gambling umumnya cowok pengen dapet seat yg sebelahnya ditempatin cewek cakep, mending pilih single seat 1C & 13B daripada dapat seat disebelah orang ribet/bawel 😀 Buat yang sering buang air kecil pilih Seat B & C karena mudah mondar mandir ke toilet tanpa sungkan sama tetangga B. Model 1 Cirinya adalah pintu berada di pinggir. Panah Merah dan Biru kalo perjalanan searah Panah Merah maka seat 1C & 2C tidak ada sandaran kaki. Kalau perjalanan searah Panah Biru maka seat 12B & 13B tidak ada sandaran kaki. C. Model 2 Cirinya adalah pintu kereta berada ditengah 2. Kelas Bisnis Denah Tempat Duduk Kelas Bisnis Kapasitas 64 seat Panah Kuning artinya sandaran bisa dibalik berhadap2an Panah Merah kalo perjalanan searah Panah Merah seat 17 paling depan maka seat 16AB adalah seat yang paling tidak enak karena berhadapan dengan dinding toilet akibatnya area kaki jadi sempit banget, satu-satunya cara untuk mengatasi ini adalah dengan membalik sandaran jadi berhadap-hadapan dengan seat 15AB. Penumpang di seat 15AB juga jadi kebagian tidak enak karena sama aja jadinya kaya naek KA Ekonomi, duduk berhadap-hadapan dan kemungkinan dengkul bisa beradu. Panah Biru, kalo perjalanan searah Panah Biru seat 1 paling depan maka kasus Panah Merah terjadi di seat 2CD. Yang diuntungkan adalah seat 1AB karena area kakinya lebih luas daripada seat lainnya, tapi bisa jadi juga tidak ada bagasi diatasnya kaya kasus seat 17CD di Panah Merah Kesimpulan, jangan menyangka perjalanan KA pasti susunan seatnya adalah nomer 1 paling depan, tapi kenyataannya ga selalu begitu. Jadi hindari aja 8 bangku ini 2CD, 3CD, 16AB, 15AB Kelas Ekonomi AC Kapasitas 80 seat Panah Biru artinya Kursi 1 berhadapan dengan Kursi 2, Kursi 3 berhadapan dengan Kursi 4, Kursi 5 berhadapan dengan Kursi 6, dan seterusnya. Kursi di kereta ini tidak bisa diputar alias kursi permanen. Kursi yg asik sepertinya yang diwarnain biru tua prioritas berdasarkan jarak ke bordes yaitu • 1AB, 22CD • 2AB, 21CD • 3ABCD, 20ABCD • 4ABCD, 19ABCD Kelas Ekonomi AC Subsidi Denah Tempat Duduk Kelas Ekonomi Kapasitas 106 Kursi Panah Pink artinya Kursi 1 berhadapan dgn Kursi 2, Kursi 3 berhadapan dengan Kursi 4, Kursi 5 berhadapan dengan Kursi 6, dan seterusnya. Kursi di kereta ini tidak bisa diputar alias kursi permanen. Makin ke tengah makin panas karena kereta ini jumlah penumpangnya paling banyak, maka jumlah pasang hidung yang menghirup oksigen / AC juga banyak akibatnya posisi seat ditengah panas banget. Disarankan berangkat malam untuk menghindari mandi sauna Kursi yang direkomendasikan pertama adalah Kursi 1AB, 2AB, 23DE, 24DE. Karena dekat bordes, jadi rada adem karena banyak angin, minusnya super berisik dan kadang bau pesing dari toilet nongol pas kereta berhenti. Kemudian Kursi 3B dan 22B karena selain masih deket bordes masih bisa duduk nyamping. Kursi yang direkomendasikan kedua adalah 4C, 21C karena depannya lowong, jadi bisa ngelurusin kaki. Hindari Kursi mati gaya warna merah bila naik kereta sendirian kebayang aja duduk paling tengah di kursi tiga dan berhadap-hadapan dengan 3 orang juga. Kalo orang yg di kiri kanan badannya gede, ya sudah amsyong tenan. 😀 Tips milih tempat duduk khusus yg beli via online Kejutan baru terjadi ketika kami menaiki kereta menuju tempat duduk. Contohnya tempat duduk kereta Matarmaja itu formasinya 3-2 dengan posisi duduk berhadap-hadapan. Saya membeli tiket untuk 4 orang disini, dengan maksud agar bisa duduk di tempat duduk yang 4 orang saling berhadap-hadapan. Jika melihat pada denah tempat duduk yang tertera waktu pemesanan, tempat duduk yang saya inginkan adalah yang berkode A & B, karena C-D-E itu adalah tempat duduk untuk 6 orang. Tapi ternyata salah dalam memberi info denah kursi penumpang. So, seharusnya tempat duduk untuk 6 orang adalah di kursi yang berkode A-B-C dan untuk yang 4 orang adalah berkode D-E. Agar dimaafkan pemirsa 😀 Denah kursi penumpang KA Ekonomi yang mengandung kesalahan untuk pemilihan tempat duduk yang diinginkan. Oh iya, website ini juga cara paling mudah untuk memesan tiket KA ekonomi karena di website resmi PT KAI sendiri hanya menyediakan opsi pemesanan untuk kelas bisnis dan eksekutif. Saran kami buat yang mau naik KA ekonomi dan belinya disini, pastikan dulu kursi yang bertiga-bertiga atau yang berdua-berdua. Untuk pilihan yang pertama bertiga-bertiga, sebaiknya pilih kursi dengan kode A-B-C, dan untuk yang kedua berdua-berdua pastikan pilih yang kode D-E meskipun tidak sesuai dengan gambar di denah. Untuk agar nantinya duduk bisa berhadap-hadapan bukan punggung-punggungan, pastikan juga pemilihan nomor kursinya karena kalo liat di website tidak kelihatan posisinya. Jadi, posisi kursi yang berhadap-hadapan itu adalah nomor 21-22, 19-20, 15-16, 13-14, 11-12, 9-10, dst. Dan kalau gak pengen terlalu berisik dengan suara bising lokomotif, pilih gerbong setelah gerbong 1 & 2 gerbong 3 s/d 6, selama persediaan masih ada 😀 . Demikian rangkuman Tips Memilih Tempat Duduk Di Kereta Api untuk Anda yang suka bepergian agar bermanfaat sebelum memesan Tiket Kereta Api. Pesan Tiket Kereta Api 240,954 total views, 1 views today
Adapunyang gue tau adalah kereta Bengawan, Senja Utama dan Argo Bromo. Kalo gue sih ga pernah ngalamin dari pagi ngetepin tempat duduk di kereta, tapi yang pernah itu 2 abang gue. Mereka bergantian dari pagi nge-tepin tempat duduk sampe sore. Dan ga tanggung-tanggung banyak juga penumpang yang jauh-jauh kayak dari Manggarai, Jatinegara
Sayapun bisa mengobrol hangat dengan mereka semua. Sebenarnya kalau naik kereta api paling enak duduk dibangku berisi 2 penumpang dan menghadap kearah depan. Namun karena hari libur panjang, saya pun tidak mendapatkan tempat duduk seperti kriteria tersebut. Pengalaman Naik Kereta Api Ekonomi Bengawan dari Stasiun Pasar Senen.
KeretaBengawan akan meninggalkan stasiun jam lima petang. Saya harus menunggu di dalam gerbong yang sudah mulai penuh orang, panas dan pengap selama 3 jam. Kepastian yang tak pasti bukan hanya soal menunggumu say ((ihir)) tapi dapat tempat duduk atau enggak saat di kereta 10 tahun yang lalu itu bikin sakit hati. Beruntung manusia sekarang
Sementarauntuk kelas ekonomi, kisaran harga tiket KA Malabar tersedia mulai dari Rp185.000 hingga Rp250.000 per penumpang. Fasilitas dalam kereta tersedia sesuai dengan kelas penumpangnya. Adapun fasilitas utama yang dapat dinikmati penumpang dalam perjalanan dengan KA Malabar adalah gerbong penumpang full AC, toilet, tempat duduk yang nyaman KASenja Bengawan sendiri merupakan kereta api kelas ekonomi yang dioperasikan PT KA rute Stasiun Jebres Solo - Stasiun Tanah Abang. Jumlah tempat duduk dalam satu gerbongnya sekitar 104 tempat duduk. "Saat ini saja dari sekian jumlah tempat duduk itu selalu penuh setiap harinya," imbuh Abas.
Keretaapi Bengawan Tambahan: Mulai beroperasi: 8 Desember 2013: Operator saat ini: PT Kereta Api Indonesia: Jumlah penumpang: 1.230 penumpang per hari (rata-rata) Tarif kereta api ini berkisar antara Rp175.000,00-Rp310.000,00 bergantung pada jarak tempuh, subkelas/posisi tempat duduk di dalam kereta, serta hari-hari tertentu seperti
lZlznrj.
  • 4mm3ss58x2.pages.dev/181
  • 4mm3ss58x2.pages.dev/225
  • 4mm3ss58x2.pages.dev/257
  • 4mm3ss58x2.pages.dev/378
  • 4mm3ss58x2.pages.dev/474
  • 4mm3ss58x2.pages.dev/476
  • 4mm3ss58x2.pages.dev/200
  • 4mm3ss58x2.pages.dev/146
  • tempat duduk kereta bengawan