Sejaktahun 1992 burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia melalui keputusan Presiden Nomor 4 tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga nasional, sebagai wakil satwa langka dirgantara. Sedangkan Elang ular-bido (Spilornis cheela) juga sama seperti keluarga burung pemangsa Accipitridae lainnya yang merupakan salah satu spesies puncak
Tanggal 17 Oktober 2014Satwa Liar adalah semua binatang yang hidup di darat, air, dan/atau udara yang masih mempunyai sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia. Pengertian PilihanProfesor Kehormatan Profesor Kehormatan adalah jenjang Jabatan Akademik profesor pada perguruan tinggi yang diberikan sebagai penghargaan kepada setiap orang dari kalangan nonakademik yang memiliki kompetensi luar Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh LelangRisalah Lelang adalah berita acara pelaksanaan lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang merupakan akta autentik dan mempunyai kekuatan pembuktian Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional IndonesiaSertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut SPPT SNI adalah sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi produk kepada produsen yang mampu menghasilkan barang dan/atau jasa sesuai dengan persyaratan Standar Nasional adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini
Nasibbekantan yang telah ditetapkan sebagai satwa maskot atau satwa identitas provinsi Kalimantan Selatan sejak tahun 1990 makin terancam kepunahan. Nasib bekantan yang telah ditetapkan sebagai satwa maskot atau satwa identitas provinsi Kalimantan Selatan sejak tahun 1990 makin terancam kepunahan. Selasa, 19 Oktober 2021;
Pulau Sumatra memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, termasuk di dalamnya berbagai jenis satwa yang dilindungi. Perburuan ilegal, konflik dengan manusia hingga sulitnya beradaptasi dengan iklim dan lingkungan di masa sekarang ini diyakini menjadi beberapa penyebab satwa yang dilindungi menuju kepunahan, khususnya yang memiliki habitat di alam liar. Tahukah kamu bahwa kepunahan satu satwa dapat berefek domino dalam satu ekosistem yang berujung pada kerusakan jaring kehidupan ekosistem secara menyeluruh? Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kelangsungan satwa-satwa yang hampir punah ini adalah dengan melakukan restorasi kawasan hutan yang menjadi habitat mereka seperti yang dilakukan Restorasi Ekosistem Riau RER.Baru-baru ini, RER mempublikasikan Laporan Kemajuan mereka dalam melindungi kawasan hutan yang merupakan habitat bagi 797 spesies ini. Dari jumlah itu, ada lebih dari 57 spesies yang dikategorikan oleh lembaga konservasi dunia International Union for Conservation of Nature IUCN sebagai spesies yang populasinya Ekosistem Riau RER merupakan program restorasi dan konservasi hutan gambut terbesar di Sumatra yang diinisiasi oleh Grup APRIL sejak 2013 dan beroperasi atas izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. RER berkomitmen melindungi, merestorasi, dan mengkonservasi ekosistem hutan gambut serta menjaga stok karbon dan melestarikan keanekaragaman hayati di area konsesi seluas ha di Riau. Luasan ini setara dengan luas kota London aja sih satwa langka yang terancam punah yang dapat ditemukan di area konsesi RER tersebut? Yuk cek faktanya di Rangkong Badak Buceros RhinocerosIDN Times/Grup APRIL Cantik. Mungkin itu kata yang terbesit saat melihat foto dari Rangkong Badak. Ciri utamanya adalah memiliki paruh besar dan tanduk melengkung ke atas dengan paruh berwarna merah-kuning. Selain itu, ekornya berwarna putih dengan garis burung cantik ini dikategorikan Rentan Vulnerable/VU oleh IUCN atau tergolong terancam. Selain cantik, tim lapangan RER yang sering bertemu burung ini melaporkan bahwa mereka kerap mengeluarkan suara menderu bagai pusaran angin saat terbang dan senang bertengger di tajuk pohon tertinggi di kawasan restorasi ini. Uniknya lagi, Rangkong Badak dikenal sebagai tipikal burung yang setia monogami kepada pasangan dan anak-anaknya lho. Bersama pasangannya, Rangkong akan hidup bersama, termasuk membesarkan anak bersama. Bahkan, bila salah satu pasangannya mati maka Rangkong Badak ini akan terus menjalani hidupnya tanpa mencari pendamping lagi. 2. Macan Dahan Neofelis diardi Foto dari Kamera Jebak IDN Times/Grup APRIL Indonesia memiliki beberapa spesies kucing liar yang tidak akan kamu temukan di belahan bumi lain, salah satunya adalah Macan Dahan Sunda. Melansir dari situs IUCN, populasi Macan Dahan Sunda dewasa yang ada di alam liar berjumlah sekitar ekor dan angka tersebut mengalami penurunan setiap waktunya. Hal itu menyebabkan kucing liar ini masuk dalam kategori Rentan Vulnerable/VU. Untungnya, spesies kucing ini diketahui masih bisa dijumpai di kawasan hutan di Semenanjung Kampar, Riau khususnya yang berada di bawah pengelolaan program Restorasi Ekosistem Riau RER.3. Beruang Madu Helarctos malayanus Foto dari Kamera Jebak IDN Times/Grup APRIL Ini bukan Winnie the Pooh, tetapi memiliki kegemaran yang sama yaitu madu. Saking gemarnya, nama spesies ini dalam Bahasa Indonesia adalah Beruang Madu. Sebagaimana umumnya beruang, spesies ini merupakan omnivora yang juga memakan lebah, rayap, semut, kumbang, dan buah-buahan. Beruang ini juga memiliki lidah yang cukup panjang lho, kira-kira 25 cm. Gunanya adalah untuk mengais makanan di sarang lebah atau sarang serangga Beruang Madu menurut IUCN berada dalam kategori Rentan Vulnerable/VU. Kamera jebak yang dipasang tim RER beberapa kali menangkap gambar induk Beruang Madu bersama beberapa anaknya. Selain itu, tim juga seringkali menemukan pohon-pohon yang memiliki bekas cakaran Beruang Kucing Kepala Datar Prionailurus planiceps Foto dari Kamera Jebak IDN Times/Grup APRIL Banyak yang tidak mengetahui bahwa Pulau Sumatra memiliki jenis kucing ini. Berdasarkan situs kucing ini masuk ke dalam salah satu spesies kucing yang paling tidak dikenal dan paling terancam di dunia, dengan kurang dari individu dewasa saja di alam liar. Sejak tahun 2008, kucing ini sudah terdaftar sebagai spesies yang Terancam Punah Endangered/EN oleh kuartal terakhir tahun 2019, tim RER berhasil merekam penampakan empat ekor kucing berkepala datar di tiga dari empat wilayah konsesinya di Semenanjung Kampar, Riau, lebih detailnya bisa cek di sini ya!5. Bangau Storm Ciconia Stormi IDN Times/Grup APRIL Bangau Storm atau dikenal juga dengan Bangau Hutan Rawa adalah salah satu jenis burung langka yang ditemui di hutan gambut Sumatra. Menurut perkiraan, jumlah Bangau Storm di seluruh daerah persebarannya hanya tinggal 260 - 300 ekor yang terus menurun membuat IUCN mengelompokkannya ke dalam status "terancam" Endangered/EN. Bangau Storm memiliki ciri berukuran besar dengan panjang mencapai 80 cm. Bulunya dominan berwarna hitam dan putih dengan paruh merah yang sedikit melengkung ke Sempidan Merah Lophura erythrophthalma Foto dari Kamera Jebak IDN Times/Grup APRIL Sempidan Merah merupakan salah satu jenis burung yang juga masuk dalam daftar merah satwa yang terancam punah. IUCN mengkategorikan hewan yang sering dikira ayam ini, dengan status konservasi Rentan Vulnerable/VU. Spesies dalam kategori rentan adalah spesies dengan risiko kepunahan yang sangat tinggi dengan ukuran populasi saat ini kurang dari RER beberapa kali mencatat keberadaan burung ini lewat bantuan kamera jebak yang dipasang untuk memantau satwa liar yang hidup di kawasan hutan menjaga kelestarian hutan ini, RER selalu berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau untuk memantau dan melindungi satwa liar agar populasi mereka terjaga. Nah, setelah mengenal satwa langka yang hidup di hutan Pulau Sumatra, yuk tingkatkan kesadaran peduli satwa liar dan melindungi hutan. Masih banyak satwa lainnya yang hidupnya kini bergantung dari kepedulian kalian untuk tidak melakukan perburuan, tidak membeli satwa liar ataupun barang yang dibuat dari bagian tubuh satwa liar dan merusak habitatnya.
ElangJawa (Spizaetus bartelsi) ditetapkan sebagai "Satwa Dirgantara" melalui Keputusan Presiden No. 4 tanggal 9 Januari 1993. Kawasan TNGGP juga merupakan habitat bagi 110 jenis Mammalia, diantaranya Owa Jawa ( Hylobates moloch ) yang langka, endemik dan unik; Anjing Hutan ( Cuon alpinus ) yang sudah semakin langka dan Kijang ( Muntiacus
ABSTRAK Indonesia adalah negara yang memiliki banyak variasi satwa yang tersebar di seluruh kepulauan dan memiliki keanekaragaman yang berbeda-beda. Namun, pada kenyataannya, kekayaan ini tidak diimbangi dengan kepedulian dan keingintahuan masyarakat mengenai keberadaan dan kelestariannya. Hal ini dapat disebabkan karena media yang menampung informasi satwa ini sangatlah sedikit. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka lama kelamaan keberadaan satwa tersebut akan menjadi punah. Dengan demikian diperlukan sebuah media yang mampu merekam data sebaran satwa yang di lindungi di Indonesia. Data satwa ini dapat berupa nama ilmiah dan lokasi satwa tersebut dipelihara. Oleh karena itu penelitian ini mengimplementasikan Sistem Informasi Geografis SIG berbasis Google API sebagai media yang mampu mendata sebaran satwa yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Adanya SIG yang dapat merepresentasikan sebaran data satwa dalam bentuk peta dapat memudahkan pengaksesan informasi dan menampilkan lokasi mengenai sebaran satwa langka di Indonesia. SIG yang dibangun dalam penelitian ini memiliki tiga user yaitu administrator, lembaga konservasi yang berperan sebagai kontributor, dan masyarakat sebagai pengunjung web. Fitur yang dimiliki oleh SIG ini antara lain adalah fitur pencarian informasi satwa, pencarian lokasi satwa langka, dan penanda lokasi pada kunci Google API, Satwa Langka, Sistem Informasi Geografis. ABSTRACT Indonesia is a country that has a lot of variety of animals. In fact, they are scattered throughout the islands and has a big diversity in them. However, the wildlife animals were not a concern of the public at all. It can be caused by media that holds the information of this animal is not well. If this is allowed to drag on, then over time the number of these animals will become extinct. Because of this, it is needed to build a media that capable to recording data or information about the distribution of wildlife in Indonesia. This information can be their scientific name and where they lived. Therefore, this study implements a Geographic Information System GIS based Google API as a media that is able to record the distribution of species protected by the Indonesian government. GIS can presents the distribution of animals in maps. The SIG can be used by three users, that is administrator, conservation organizations as a contributor, and society as a web visitor. The features that we can use are searching wildlife information, searching location of endangered species, and marking location on the Geographic Information Systems, Google APIs, Rare Animals. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Efendi, Izzah, dan Sudarmaji — Sistem Informasi Geografis untuk Pendataan Sebaran Satwa ... pISSN 2087-8893 eISSN 2527-3671 55 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENDATAAN SEBARAN SATWA LANGKA DI INDONESIA Fery Sofian Efendi1, Abidatul Izzah2, dan Sudarmaji3 1, 2,,3Teknik Informatika, Politeknik Kediri Jl. Mayor Bismo No. 27, Mojoroto, Kediri, Jawa Timur e-mail sudarmajikdr ABSTRAK Indonesia adalah negara yang memiliki banyak variasi satwa yang tersebar di seluruh kepulauan dan memiliki keanekaragaman yang berbeda-beda. Namun, pada kenyataannya, kekayaan ini tidak diimbangi dengan kepedulian dan keingintahuan masyarakat mengenai keberadaan dan kelestariannya. Hal ini dapat disebabkan karena media yang men-ampung informasi satwa ini sangatlah sedikit. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka lama kelamaan keberadaan satwa tersebut akan menjadi punah. Dengan demikian diperlukan sebuah media yang mampu merekam data sebaran satwa yang di lindungi di Indonesia. Data satwa ini dapat berupa nama ilmiah dan lokasi satwa tersebut dipelihara. Oleh karena itu penelitian ini mengimplementasikan Sistem Informasi Geografis SIG berbasis Google API sebagai media yang mampu mendata sebaran satwa yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Adanya SIG yang dapat merepresentasikan sebaran data satwa dalam bentuk peta dapat memudahkan pengaksesan informasi dan menampilkan lokasi mengenai sebaran satwa langka di Indonesia. SIG yang dibangun dalam penelitian ini memiliki tiga user yaitu administrator, lembaga kon-servasi yang berperan sebagai kontributor, dan masyarakat sebagai pengunjung web. Fitur yang dimiliki oleh SIG ini antara lain adalah fitur pencarian informasi satwa, pencarian lokasi satwa langka, dan penanda lokasi pada map. Kata kunci Google API, Satwa Langka, Sistem Informasi Geografis. ABSTRACT Indonesia is a country that has a lot of variety of animals. In fact, they are scattered throughout the islands and has a big diversity in them. However, the wildlife animals were not a concern of the public at all. It can be caused by media that holds the information of this animal is not well. If this is allowed to drag on, then over time the number of these animals will become extinct. Because of this, it is needed to build a media that capable to recording data or infor-mation about the distribution of wildlife in Indonesia. This information can be their scientific name and where they lived. Therefore, this study implements a Geographic Information System GIS based Google API as a media that is able to record the distribution of species protected by the Indonesian government. GIS can presents the distribution of animals in maps. The SIG can be used by three users, that is administrator, conservation organizations as a contributor, and society as a web visitor. The features that we can use are searching wildlife information, searching location of endangered species, and marking location on the maps. Keywords Geographic Information Systems, Google APIs, Rare Animals. I. PENDAHULUAN NDONESIA adalah negara tropis yang kaya akan berbagai sumber daya alam salah satunya adalah satwa. Satwa langka di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan dan memiliki keanekaragaman yang berbeda-beda. Satwa langka adalah hewan yang hampir terancam punah dari keberadaannya akibat dari keserakahan manusia yang melakukan penebangan hutan secara liar yang merupakan habitat dan ekosistem dari hewan tersebut. Selain itu, pembakaran hutan baik yang disebabkan oleh pemanasan global maupun adanya kesengajaan dari manusia itu sendiri dengan tujuan untuk memperluas area pertanian ataupun memperluas wilayah pemukiman juga dapat menyebabkan kepunahan satwa tersebut. Di sisi lain, banyaknya hiasan-hiasan yang menggunakan tulang belulang dari hewan dengan harga yang lebih mahal, menjadikan perburuan dan perdagangan hewan menjadi semakin meningkat tanpa mengindahkan punahnya keberadaan hewan tersebut. Hal-hal demikianlah yang menyebabkan angka kepunahan satwa semakin besar. Pada lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 [1], telah ditetapkan jenis-jenis satwa yang dilindungi. Jenis-jenis satwa yang ditetapkan sebagai jenis satwa yang dilindungi karena satwa tersebut mem-iliki nilai ekonomis yang tinggi dan jumlah persebarannya pada saat ini makin terancam kepunahan sehingga satwa tersebut akan menjadi langka. Pemeliharaan satwa yang seharusnya dilindungi oleh pemerintah dan masyarakat ini tidak diimbangi dengan kepedulian dan keingintahuan masyarakat mengenai keberadaan dan kelestariannya. Hal ini dikare-nakan informasi yang didapat oleh masyarakat tentang satwa sangat sedikit. Pada era ini, penyebaran informasi melalui buku ataupun media tulis lainnya masih belum cukup dalam meningkatkan rasa keingintahuan masyarakat. Kurangnya interaksi dan daya tarik menjadi nilai minus didalamnya. Jika informasi-informasi mengenai satwa yang ada di Indonesia itu tidak diketahui oleh masyarakat maka lama kelamaan keberadaan satwa tersebut akan menjadi langka. Dengan demikian diperlukan sebuah media yang mampu merekam data sebaran satwa yang dilindungi di Indonesia. Data satwa ini dapat berupa nama ilmiah dan lokasi satwa tersebut TEKNOLOGI - Volume 6, Nomor 1, Januari-Juni 2016 55-60 pISSN 2087-8893 eISSN 2527-3671 56 dipelihara. Oleh karena itu penelitian ini akan mengimplementasikan Sistem Informasi Geografis SIG ber-basis Google API sebagai media yang bertujuan untuk mendata sebaran satwa yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia. SIG merupakan sistem informasi yang khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial letak geografis. Adanya SIG yang dapat merepresentasikan sebaran data satwa dalam bentuk peta dapat membantu dan memudahkan pengaksesan informasi dan lokasi mengenai satwa di Indonesia. II. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN GOOGLE API Sistem Informasi Geografis SIG atau Geographic Information System GIS menurut [2] adalah se-buah sistem informasi yang khusus mengelola data yang memiliki informasi spasial misalnya letak geografis suatu lokasi. Penggunaan SIG banyak diimplementasikan pada kasus yang memerlukan informasi lokasi. Pada [3], teknologi GIS digunakan untuk manajemen pariwisata demi meningkatkan ekonomi pariwisata suatu dae-rah, GIS yang dikembangkan untuk menyediakan informasi tempat wisata kepada turis disebut dengan Travel Geographic Information System TGIS. TGIS dikembangkan atas dasar database informasi geografis pari-wisata berfungsi untuk mengumpulkan data, menampilkan data-data terkait pariwisata seperti transportasi, akomodasi, tempat hiburan, pasar, dan karakteristik budaya daerah tersebut agar dapat memberikan layanan yang akurat dan nyaman untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda dari setiap pengguna. Selain itu, imple-mentasi WebGIS untuk kepariwisataan juga telah diterapkan di Kabupaten Sumba Timur. Dalam implemen-tasinya pun WebGIS dapat memberikan informasi posisi daerah wisata secara lebih detail kepada pengunjung/wisatawan karena sampai mengandung informasi tingkat desa [4]. Tidak hanya itu, pemanfaatan SIG juga dapat digunakan untuk menganalisis genangan air hujan [5]. Dalam hal ini diterapan teknik penginderaan jauh, dengan menggunakan citra satelit Landsat ETM 7 sebagai alat bantu. Lebih lanjut, teknologi informasi digunakan untuk pengolahan data elektronik dengan SIG dan bantuan perangkat lunak tertentu software pengolah citra/ER Mapper maupun software SIG/AutoCad, MapInfo, ArcView. Secara umum, penerapan SIG erat kaitannya dengan penggunaan Google API karena dalam pembuatan aplikasi SIG bisa dikatakan bahwa Google API merupakan bagian dan framework yang digunakan. Google menyediakan berbagai Application Programming Interface API yang sangat berguna bagi pengembang web maupun aplikasi desktop untuk memanfaatkan berbagai fitur yang disediakan oleh Google. API secara seder-hana bisa diartikan sebagai kode program yang merupakan antarmuka atau penghubung antara aplikasi atau web yang kita buat dengan fungsi-fungsi yang dikerjakan [6]. Google API dapat dipelajari langsung melalui Google Code. Terdapat banyak API yang disediakan oleh Google, beberapa diantaranya adalah Language API untuk memanfaatkan fitur translation yang dimiliki Google, Earth API untuk memanfatkan fitur yang ada pada Google Earth, Maps API untuk memanfaatkan fitur yang ada pada Google Maps, Search API untuk memanfaatkan fitur pencarian pada Google Search, Visualization API membuat grafik maupun chart Google API. III. METODE PENELITIAN A. Analisa Kebutuhan Analisa kebutuhan sistem bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan hardware, software dan bahan yang akan digunakan dalam mendukung terbangunnya sistem serta fitur yang akan diimplementasikan dalam SIG. Analisis ini diperlukan sebagai dasar bagi tahapan perancangan sistem dan untuk mengamati bagaimana sistem akan berjalan. Dalam proses pembuatan SIG Satwa ini, dibutuhkan informasi mengenai satwa yang ada di Indonesia dan juga mencakup satwa yang dilindungi sesuai undang-undang. Data-data satwa dalam SIG ini diambil dari kontributor yaitu lembaga konsevasi atau kebun binatang yang memberikan data satwanya di aplikasi ini. Pengguna atau user pada aplikasi data satwa langka yang ada di Indonesia ini terdiri dari administrator, kontributor, dan pengunjung. User admin memiliki hak akses penuh dalam pengelolaan aplikasi data satwa ini, admin dapat melakukan penambahan dan edit data satwa, kategori satwa, provinsi dan pulau penyebaran satwa. Selain itu admin juga bisa memanajemen user yaitu menambah dan menonaktifkan user. User di sini bisa juga berarti admin lain atau kontributor. Berbeda dengan user admin, user kontributor memiliki hak akses menambah data satwa yang ada di aplikasi ini, dan melakukan modifikasi hanya sebatas data satwa yang telah ditambahkannya sendiri. Pada prakteknya, kontributor diperankan oleh lembaga konservasi. Sedangkan user pengunjung hanya mempunyai hak akses untuk melihat dan mencari data satwa yang ada di aplikasi ini. User pengunjung ini diperankan oleh masyarakat yeng mengakses SIG. Analisa kebutuhan selanjutnya adalah analisa non-fungsional yang mencakup kebutuhan perangkat lu-nak yang digunakan untuk membangun SIG. Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam membangun SIG data satwa ini adalah Sistem Operasi Windows 7 Ultimate, Apache dan MySQL server, Macromedia Dreamweaver, SQLyog yang digunakan untuk pengelolaan database, dan browser Google Chrome. Efendi, Izzah, dan Sudarmaji — Sistem Informasi Geografis untuk Pendataan Sebaran Satwa ... pISSN 2087-8893 eISSN 2527-3671 57 B. Perancangan Sistem Perancangan pembuatan SIG Satwa Langka ini dimulai dengan merancang arsitektur sistem. Dari ana-lisa kebutuhan yang dilakukan sebelumnya, diperoleh informasi bahwa penggunaan aplikasi memiliki hubungan antara admin, pengunjung/masyarakat dan anggota/kontributor. Admin mengelola aplikasi dengan menambah, mengubah dan mengahapus data dari satwa langka, admin juga bisa menambah, mengubah dan menghapus data kontributor yang ada di aplikasi ini. Sebagai Kontributor di aplikasi data satwa ini bisa men-cari dan mempublikasi data-data satwa langka melalui media sosial Facebook, dan kontributor bisa menam-bahkan data satwa langka yang ada di tempat konservasi yang dikelolanya dan mungkin saja data satwa terse-but belum ada di aplikasi data satwa ini. Untuk pengunjung/masyarakat bisa melihat informasi mengenai satwa langka dan mempublikasikanya/share ke media sosial, kemudian bisa juga mencari satwa langka berdasarkan pulau, provinsi, atau dengan mengunakan pencarian per kategori satwa dan kata kunci sehingga di pencarian data satwa lebih maksimal. Dengan demikian, arsitektur SIG Satwa Langka Indonesia dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Arsitektur Sistem Informasi Geografis Satwa Langka Setelah merancang arsitektur sistem, disusunlah diagram konteks yang merupakan level tertinggi dari Data Flow Diagram DFD. DFD adalah diagram yang menggambarkan secara luas tentang seluruh input-output dalam sistem informasi geografis ini [7]. Diagram konteks yang dibangun seperti yang digambarkan pada Gambar 2. Gambar 2 diatas merupakan proses diagram konteks yang menjelaskan proses berjalannya admin, kontributor dan masyarakat di dalam SIG data satwa secara umum. Untuk admin mempunyai user dan pass-word untuk login selain itu tugas admin disini untuk mengolah data satwa, data kategori, data lokasi, dan data yang dibutuhkan lainnya, sedangkan untuk kontributor hampir sama hanya saja hak aksesnya sebatas menam-bhakan data satwa saja. Dan masyarakat hanya bisa melihat dan mencari data satwa. Selanjutnya perancangan basis data SIG diwujudkan dengan penyusunan Entity Relationship Diagram ERD. ERD menunjukan informasi yang dibuat, disimpan dan digunakan dalam sebuah sistem aplikasi. Selain itu ERD juga digunakan untuk menunjukan aturan-aturan alur dari basis data yang ada diimplementasikan ke aplikasi tersebut. Secara umum ERD ini juga dapat digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh system analys dalam tahap analisis persyaratan proyek pengembangan sistem [8]. Pada ERD di penelitian ini dijelaskan proses kinerja SIG data satwa, di mana admin dapat mengelola banyak data satwa dari semua jenis kategori satwa yang diproses pada aplikasi data satwa. Selain itu admin juga mengelola users, manajemen file, manajemen users dan mengatur identitas website aplikasi data satwa ini dan juga dapat mengelola identitas pada bagian users. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendataan Satwa pada Sistem Informasi Geografis GIS Pendataan satwa yang mengandung informasi satwa dan letak geografis dilakukan oleh pihak kontributor seperti lembaga konservasi atau kebun binatang. Pada proses input data satwa pada SIG data satwa, TEKNOLOGI - Volume 6, Nomor 1, Januari-Juni 2016 55-60 pISSN 2087-8893 eISSN 2527-3671 58 diharuskan mengisi form isian yang telah disediakan yang terdiri dari judul nama satwa, kategori satwa, pulau, status konservasi satwa, foto satwa, dan deskripsi mengenai satwa tersebut. Form informasi satwa yang kemudian dirangkum oleh SIG dapat dilihat pada Gambar 3. Selanjutnya untuk menampilkan marker penyebaran satwa tersebut maka pilih semua lokasi provinsi di mana satwa tersebut berada. Proses pendataan sebaran lokasi satwa yang dimasukkan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 2. Diagram Konteks Gambar 3. Proses Pendataan Satwa oleh kontributor SIG data satwa ini menggunakan peta dari Google Maps untuk menentukan lokasi di mana tempat satwa langka berada. Peta yang ada pada SIG data satwa ini adalah peta statik yang menampilkan marker sesuai lokasi penyebaran satwa. Hasil sebaran lokasi satwa yang dimasukkan berdasarkan pilihan provinsi ini dijadikan sebagai icon marker pada SIG data satwa ini. Misalnya Gambar 4 menunjukkan tampilan hasil dari pemilihan provinsi yang ditempati oleh Harimau Sumatera. Lokasi satwa pada peta ditandai dengan marker berupa icon. B. Implementasi SIG pada Sebaran Satwa Implementasi merupakan tahap pengembangan rancangan menjadi kode program. Bagian utama implementasi adalah penjabaran dari rancangan aplikasi yang sudah dibuat menjadi menjadi sebuah SIG berbasis web yang diimplementasikan dalam kode program atau syntax bahasa pemrograman PHP dan menggunakan CSS Framework Bootstrap. SIG yang telah dibangun memiliki tampilan awal yang mempunyai menu koleksi satwa dan pencarian satwa. Lebih lanjut, tampilan antar muka awal SIG ini dapat dilihat pada Efendi, Izzah, dan Sudarmaji — Sistem Informasi Geografis untuk Pendataan Sebaran Satwa ... pISSN 2087-8893 eISSN 2527-3671 59 Gambar 5. Selanjutnya pada menu pencarian, user dapat untuk mencari lokasi satwa secara geografis dengan menampilkannya pada peta. Titik peta dengan penanda merupakan titik lokasi di mana satwa yang dicari berada. Sebagai contoh pencarian satwa dengan nama ilmiah Buceros Rhinoceros ditampilkan oleh SIG seperti pada Gambar 6. Gambar 4. Tampilan Sebaran Lokasi Harimau Sumatera Gambar 5. Tampilan Awal Sistem Informasi Geografis Satwa Langka di Indonesia Gambar 6. Hasil Pencarian Sebaran Hewan Buceros Rhinoceros di Indonesia V. KESIMPULAN Sistem Informasi Geografis SIG atau Geographic Information System GIS adalah sebuah sistem informasi yang khusus mengelola data yang memiliki informasi spasial misalnya letak geografis suatu lokasi. SIG yang merangkum data satwa langka ini dapat membantu masyarakat dalam memberikan informasi mengenai satwa langka di Indonesia yang dilindungi oleh undang-undang. SIG data satwa ini memberikan informasi data satwa ke dalam bentuk peta dan berbasis web. SIG ini dapat diakses oleh tiga user yaitu administrator, lembaga konservasi yang berperan sebagai kontributor, dan masyarakat sebagai pengunjung web. Fitur yang dimiliki oleh SIG ini antara lain adalah fitur pencarian informasi satwa, pencarian lokasi satwa langka, dan penanda lokasi pada map. Data satwa pada SIG ini dapat berasal dari lembaga konservasi dan TEKNOLOGI - Volume 6, Nomor 1, Januari-Juni 2016 55-60 pISSN 2087-8893 eISSN 2527-3671 60 kebun binatang. Selanjutnya pada SIG ini perlu adanya kerjasama yang luas dari berbagai lembaga konservasi satwa atau kebun binatang, sehingga SIG ini benar-benar bisa menjadi aplikasi yang menjadi sumber rujukan yang valid, dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran atas data-data satwa yang ada pada aplikasi data satwa ini. VI. DAFTAR PUSTAKA R. Indonesia, “Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa,†Menteri Negara Sekretaris Negara Republik Indonesia, Jakarta, 1999. E. Prahasta, Sistem Informasi Geografis – Konsep-Konsep Dasar Perspektif Geodesi & Geomatika, Bandung INFORMATIKA, 2009. W. Wei, "Research on the Application of Geographic Information System in Tourism Management," in 2011 International Conference of Environmental Science and Engineering, 1104-1109, 2012. A. R. Tanaamah dan R. Wardoyo, “Perancangan Dan Implementasi Webgis Pariwisata Kabupaten Sumba Timur,†JURNAL INFORMATIKA, vol. 9, no. 2, pp. 150-158, 2008. S. S. Sayogo, S. W. Mudjonarko dan F. Hardaningrum, “Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Menganalisis Genangan Air Hujan,†NEUTRON, vol. 9, no. 2, pp. 43-56, 2009. A. M. Pelupessy, Y. D. Y. Rindengan dan P. D. K. Manembu, “Aplikasi Pemetaan Bangunan Berizin Di Kota Manado,†E-journal Teknik Informatika, vol. 7, no. 1, pp. 1-6, 2016. R. S. Pressman, Software Engineering A Practitioners Approach, New McGraw-Hill, 2010. M. Brady and J. Loonam, "Exploring the use of entity-relationship diagramming as a technique to support grounded theory inquiry," Qualitative Research in Organizations and Management , vol. 5, no. 3, pp. 224-237, 2010. ... Penelitian mengenai pengembangan sistem informasi geografis yang berhubungan dengan pemetaan satwa pernah dilakukan oleh Efendi [8]. Pemetaan dilakukan untuk memetakan persebaran satwa langka di Indonesia. ...Kebun binatang merupakan tempat yang memiliki peran strategis terhadap aspek konservasi satwa, sosial ekonomi masyarakat, maupun lingkungan. Kebun Binatang Bandung sebagai salah satu kebun binatang di Indonesia sudah seharusnya dapat dikelola dengan baik dengan memberikan fasilitas pelayanan yang mumpuni. Namun pada saat ini Kebun Binatang Bandung masih belum memiliki fasilitas layanan petunjuk arah, peta, dan informasi satwa yang memadai. Hal tersebut melatarbelakangi adanya penelitian pengembangan aplikasi Sistem Informasi Geografis Kebun Binatang Bandung ini. Tujuannya agar pengunjung Kebun Binatang Bandung dapat lebih mudah dan nyaman dalam menjelajahi kebun binatang, serta bisa mendapatkan informasi lebih dalam mengenai satwa yang dilihatnya. Pengembangan aplikasi menggunakan metode pengembangan perangkat lunak Prototype yang dinilai baik untuk pengembangan aplikasi berskala kecil. Metode Prototype terdiri dari lima tahap pengembangan yakni Communication, Quick Plan, Modeling Quick Design, Construction of Prototype, dan Deployment Develivery Feedback. Sementara itu, aplikasi dibuat berbasis Progressive Web Application PWA yang mudah diakses namun tetap memberikan fitur-fitur yang menarik layaknya aplikasi native. Hasil pengembangan aplikasi kemudian diujicobakan dengan menggunakan metode System Usability Scale SUS dan Retrospective Think Aloud RTA. Dari hasil pengujian, didapat didapat nilai usabilitas sebesar 81,43 Skor SUS yang tergolong ke dalam kategori Acceptable. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini diterima dan layak untuk digunakan.... Augmented Reality AR merupakan teknologi yang dapat menggabungkan dunia nyata dan dunia virtual serta dapat menambahkan dunia nyata dengan objek-objek maya di dalamnya [2]. Pada umumnya aplikasi Augmented Reality memerlukan marker khusus untuk menjalankannya. ...Christian O. KarundengDringhuzen J. MamahitBrave A. SugiarsoAbstrak - Augmented Reality merupakan suatu teknologi yangdapat dimanfaatkan dalam pengembangan aplikasi saat ini,dengan adanya Augmented Reality pengguna akan mendapatkanbentuk visual 3D suatu objek sehingga informasi yangterkandung dalam aplikasi dapat diserap dengan baik. Indonesiaterkenal akan keanekaragaman satwa yang tersebar di pulaupulau di Indonesia, namun sebab kurangnya media untukmemperkenalkan satwa langka di Indonesia menjadikan satwalangka yang ada tidak dikenal sehingga rentan akan perburuansehingga terancam punah. Tujuan penelitian ini adalah untukmembangun sebuah aplikasi Smartphone berbasis Android yangmemperkenalkan satwa langka yang ada di Indonesia. Aplikasiini diberi nama "Aria". Aplikasi ini menggunakan AugmentedReality dengan metode Markerless Augmented Reality menjadikanaplikasi ini mudah digunakan dimana saja. Aplikasi ini berbasisAndroid. Metode perancangan yang digunakan adalah MDLCMultimedia Development Life Cycle yang terbagi dalam 6 tahap,yaitu Concept, Design, Material collecting, Assembly, Testing,dan Distribution. Pembuatan aplikasi ini menggunakan softwareyang open source terbuka, yaitu Blender dan Unity yangdigunakan untuk pembuatan objek 3 dimensi satwa langkabeserta animasi dan pembuatan aplikasi berbasis Android. Dalampenelitian dapat diketahui bahwa Augmented Reality dapatdigunakan sebagai media pengenalan satwa langka di Indonesia,diharapkan aplikasi ini selanjutnya bisa dikembangkan untukberbagai platform juga dapat memuat informasi tentang seluruhsatwa langka yang ada di kunci - Augmented Reality, Android, Blender, MDLC,Satwa Langka, - Augmented Reality is a technology that can be utilizedin the development of applications today, with the AugmentedReality users will get a 3D visual form of an object so that theinformation contained in the application can be absorbedproperly. Indonesia is famous for the diversity of animals spreadacross the islands of Indonesia, but because of the lack of media tointroduce endangered species in Indonesia rare animals that arenot known so vulnerable to hunting so endangered. The purposeof this study is to build an Android-based Smartphone applicationthat introduces endangered species in Indonesia. This app isnamed "Aria". This application using Augmented Reality withMarkerless Augmented Reality method makes this applicationeasy to use anywhere. This app is Android based. Design methodused is MDLC Multimedia Development Life Cycle which isdivided into 6 stages, namely Concept, Design, MaterialCollecting, Assembly, Testing, and Distribution. Making thisapplication using open source software, namely Blender andUnity are used to create 3-dimensional objects of rare animalsand animation and manufacture of Android-based the research can be known that Augmented Reality can beused as a medium of introduction of endangered species inIndonesia, this application is expected to be developed for variousplatforms can also contain information about all the rare animalsin - Augmented Reality, Android, Blender, MDLC,Satwa Langka, – The purpose of this paper is to compare fundamental concepts from the grounded theory approach to social science research and concepts from entityâ€relationship diagramming, a technique used to model data from the field of systems analysis, and propose that entityâ€relationship diagramming can be a useful tool for grounded theory researchers. Design/methodology/approach – The paper compares and contrasts concepts from the two different fields, demonstrating the construction of an entityâ€relationship diagram from data from an existing grounded theory research project, and the correspondence between the data model constructs and the grounded theory constructs. Findings – A strong correspondence was found between these two sets of concepts and suggests that the entityâ€relationship diagramming technique may be a useful addition to the social scientist's toolkit when carrying out research using the grounded theory approach. Originality/value – The paper bridges two distinct fields – information systems and grounded theory – and proposes a novel way for qualitative researchers to analyse and depict data. Rocky TanaamahRetantyo WardoyoEast Sumba district has big tourism potency. However this potency has been ignored by tourist, because the lack of information. Currently information provided is only in static character. This research aims to determine tourism potency in East Sumba District with WebGIS implementation using Mapserver Opensource, PHP/Mapscript, and Arcview. This research found that 1 a simple data structure in MS4W was made to solve loading time problem; 2 in order to give detail information for tourist, data structure in Arcview covered village view or position; 3 an attractive facility in Tourism WebGIS of East Sumba District is searching facility search. This facility could assist the consumer in order to get detail information about the tourism WebGIS database location, 4 no resistance found when Tourism WebGIS of East Sumba District tested in various browsers. Abstract in Bahasa Indonesia Sumba Timur merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi pariwisata yang besar. Namun potensi pariwisata ini tidak dapat diketahui oleh wisatawan, dikarenakan kurangnya informasi tentang pariwisata Kabupaten Sumba Timur. Disamping itu, Informasi yang disediakan selama ini hanya bersifat statis. Mengacu pada pemahaman tersebut maka penelitian ini mengkaji Potensi Pariwisata Kabupaten Sumba Timur memanfaatkan WebGIS dengan menggunakan MapServer OpenSource, PHP, MapScript, dan ArcView. Berdasarkan pemahaman diatas, maka temuan dalam penelitian ini adalah 1 Struktur penyimpanan data dalam MS4W dibuat sesederhana mungkin; 2 Struktur tabel dalam arcview, perlu dibangun sampai tingkat desa untuk menberikan informasi posisi daerah wisata secara lebih detail; 3 Salah satu daya tarik dalam WebGIS Pariwisata Kabupaten Sumba Timur adalah fasilitas search pencarian. Kehadiran fasilitas search pada dasarnya untuk membantu pengguna dalam mendapatkan informasi dalam lokasi database WebGIS pariwisata secara detail; 4 Berdasarkan pengujian pada berbagai browser, maka WebGIS Pariwisata Kabupaten Sumba Timur pada prinsipnya tidak memiliki kendala yang berarti. Kata kunci WebGIS, Pariwisata, Sumba Timur— Kota Manado sebagai salah satu kota dengankeadaan penduduk yang makin padat dan masi banyaknyapenduduk kota manado yang belum memiliki izin mendirikanbangunan, dengan adanya Sistem Informasi Geografis ini. Makalebih memudahkan dinas terkait mengenai lokasi bangunanyang boleh untuk di dirikanya Izin Mendirikan Bangunan. Olehkarena itu, penulis membuat sistem informasi geografis izinmendirikan bangunan di Kota Manado berbasis web denganmenggunakan HTML HyperText Markup Language, PHP PerlHyperText Preprocessor, CSS Cascading Style Sheets danJavaScript database sistem dan google API untuk yang disajikan berupa foto bangunan, nama pemilik,lokasi, peruntukan, nomor SKRD Surat Ketetapan RetribusiDaerah, nomor IMB Izin Mendirikan Bangunan, tanggal, danluas. Dengan adanya Sistem Informasi Geografis ini diharapkandinas terkait dapat lebih mudah mencari lokasi yangdibolehkanya untuk membangun bangunan di Kota Kunci ; Kota Manado, Ssistem Informasi Geografis ,Google MapTentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan SatwaR IndonesiaR. Indonesia, "Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa," Menteri Negara Sekretaris Negara Republik Indonesia, Jakarta, PrahastaE. Prahasta, Sistem Informasi Geografis -Konsep-Konsep Dasar Perspektif Geodesi & Geomatika, Bandung INFORMATIKA, on the Application of Geographic Information System in Tourism ManagementW WeiW. Wei, "Research on the Application of Geographic Information System in Tourism Management," in 2011 International Conference of Environmental Science and Engineering, 1104-1109, Sistem Informasi Geografis Untuk Menganalisis Genangan Air HujanS S SayogoS W Mudjonarko DanF HardaningrumS. S. Sayogo, S. W. Mudjonarko dan F. Hardaningrum, "Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Menganalisis Genangan Air Hujan," NEUTRON, vol. 9, no. 2, pp. 43-56, 2009.
IslamHaramkan Perdagangan Satwa Langka yang Dilindungi. Pusat Pengajian Islam - PPI Universitas Nasional. July 22, 2020 · KEMBALIKAN KEKAYAAN DAN BERKAH ALAM INDONESIA
Tak hanya budaya dan suku saja yang beragam, Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan flora dan faunanya yang unik dan eksotik. Dari sekian banyaknya binatang endemik Indonesia, ada 3 diantaranya yang telah ditetapkan sebagai maskot NKRI berdasarkan Keputusan Presiden No. 4/1993. Siapa saja ketiga satwa tersebut? Simak penjelasannya berikut ini. 1. Komodo Satwa PesonaSatwa yang masih keluarga kadal ini sepertinya sudah diketahui oleh seluruh dunia bahwa mereka asli dan hanya ada di Indonesia. Bahkan di Indonesia sendiri mereka hanya ada di Nusa Tenggara Timur yakni di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami. Varanus komodoensis ini dipilih menjadi maskot yakni sebagai satwa nasional karena beberapa alasan. Alasan pertama adalah karena kadal raksasa tersebut merupakan asli dari pulau NTT yang sangat langka. Alasan kedua adalah komodo telah ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 1991 sebagai salah satu warisan dunia. Alasan yang terakhir adalah karakter komodo yang tangguh dan kuat menjadi representasi bangsa Indonesia. Ciri khas dari komodo adalah bentuk fisiknya yang sangat mirip dengan kadal hanya saja memiliki tubuh yang besar sehingga kerap dijuluki sebagai kadal raksasa. Berdasarkan penelitian komodo tidak pergi dari pulau tersebut karena karakter mereka yang pemalu dan hanya mau berkembang biak di tempat tinggal mereka. Maskot nasional kita ini sangat membutuhkan perlindungan dari kita karena jumlahnya hanya ada ekor saja. 2. Ikan Siluk Merah Satwa PesonaJika anggrek bulan adalah puspa pesona maka, ikan siluk merah adalah satwa pesona bangsa Indonesia. Ikan yang memiliki nama lain yaitu ikan arwana Asia ini asli dari Asia Tenggara khususnya di sungai-sungai Indonesia yakni sungai Kapuas. Scleropages formosus memiliki ciri khas yakni siripnya yang lebar, sisik yang besar berwarna merah emas mengkilap serta gerakannya yang gemulai nan indah. Pembawaannya yang tenang semakin meningkatkan pesonanya bagi kalangan pecinta ikan hias. Ikan yang dibandrol dengan harga tinggi ini pun dipercaya membawa keberuntungan atau hoki bagi yang merawatnya. Namun karena populasi yang langka, harus ada izin khusus terlebih dahulu untuk memilikinya. Selain sebagai siluk merah dan arwana Asia ikan ini juga dikenal sebagai ikan Elang Jawa Satwa LangkaHewan terakhir yang merupakan maskot Indonesia adalah sang raja langit yaitu Elang Jawa. Spizaetus bartelsi memiliki ciri khas yakni memiliki jambul setinggi 12 cm diatas kepalanya. Ukurannya rentang sayap yang lebar yakni mencapai 110-130 cm membuatnya semakin gagah ketika terbang. Elang Jawa diresmikan sebagai maskot Indonesia yakni sebagai Satwa Langka karena bentuknya yang mirip dengan lambang negara Indonesia yakni Garuda. Rancangan awal dari lambang negara NKRI adalah garuda tanpa jambul dan terlihat mirip seperti elang yang menjadi simbol Amerika Serikat. Atas usulan bung Karno akhirnya ditambahkan jambul seperti yang dimiliki oleh elang Jawa. Satwa ini masuk sebagai binatang paling langka di Indonesia yakni hanya ada sekitar 200 ekor saja. Oleh sebab itu elang Jawa dilestarikan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS. Elang Jawa merupakan simbol dari kebebasan dan juga kekuasaan.
Lawu Jawa Tengah c. Jayawijaya, Irian Jaya 7. Satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka ialah . a. kasuari d. elang Jawa b. bangau e. cenderawasih c. kesturi 8. Flora asli yang terdapat di cagar alam Sibolangit (Sumatera Utara) ialah pohon . a. lebah d. rubah b. rebah e. rempah-rempah c. labah-labah 9.
Jakarta - Dari petunjuk jejak kaki dan feses yang kemudian diperkuat keterangan ahli, tim dari Taman Hutan Raya Abdul Latief Sinjai, Sulawesi Selatan, melanjutkan perburuan identifikasi satwa langka dan dilindungi anoa. Kamera jebak dipasang di 16 titik selama dua hari, 26-27 Oktober 2022 lalu, dan dibongkar pada 30 November - 1 Desember atas hasil rekaman kamera-kamera intai itu telah disampaikan pada Selasa, 17 Januari 2023. Isinya menunjukkan ada sejumlah satwa hidup di dalam taman hutan raya yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi 14 tahun lalu tersebut. Termasuk di antaranya adalah yang memang dicari tim anoa.“Waktu melihat dan terekam dalam camera trap, tentu perasaan semua anggota tim sangat senang. Terbayar jerih payah dengan bukti konkret,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Tahura Abdul Latif Sinjai, Nasrul Tanjung, lewat keterangan tertulis, 18 Januari 2023. Ia membagikan tiga video masing-masing merekam satwa berbeda, yaitu anoa gunung, musang Sulawesi dan babi kutil juga Ada Babi Berjanggut, Satwa Hutan Kalimantan Bukan Cuma Orang UtanKhusus untuk dugaan anoa, video disebut sudah merupakan penggabungan video pagi dan malam. Terlihat pada 4 November 2022 pukul waktu setempat, seekor anoa tengah berjalan dengan tenang lalu berhenti dan menciumi batang pohon. Lalu, 11 Desember 2022 pukul 2134, anoa tampak makan diduga rumput karena pada bagian mulut terhalang dedaunan. Untuk memastikannya, Nasrul mengungkapkan, temuan didiskusikan bersama FFI Flora Fauna Indonesia sebagai pemilik jaringan kamera dan juga Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam. Video juga diteruskan kepada ahli yang telah sejak awal terlibat dalam upaya identifikasi jejak kaki dan feses, yakni Abdul Haris Mustari dari IPB.“Beliau mengkonfirmasi bahwa ini adalah anoa pegunungan Bubalus quarlesi,” kata Nasrul sambil menambahkan kegiatan identifikasi baru sebatas pembuktian keberadaan anoa. Sedangkan untuk jumlah populasi, perlu studi dan metode yang lain. "Kami berharap akan ada agenda bersama untuk kegiatan selanjutnya untuk survei populasi anoa di Tahura Sinjai, lanskap Pegunungan Bawakaraeng-Lompobattang," katanya dilihat dari contoh video, anoa berjalan sendirian. Tapi, karena ada versi siang dan malam, tidak diketahui anoa tersebut sama atau tidak. "Dari 16 camera trap terpasang, rekaman anoa ada di dalam enam kamera.”Baca juga Amel, Perempuan Pertama di Dunia Bergelar Doktor Konservasi BekantanStatus AnoaIklan Nasrul menuturkan, terakhir kali ada laporan warga setempat yang bisa melihat langsung anoa terjadi 14 tahun lalu. Puang Sengeng, warga, mengaku terakhir berburu dan menyantap daging hewan mirip kerbau dengan nama latin Bubalus sp. itu 20 tahun lalu. Perburuan disebut menjadi ancaman bagi keberadaan anoa. Selain dikonsumsi dagingnya, anoa diburu untuk tanduknya dijadikan trofi. Nasrul memperlihat data jumlah anoa yang ditangkap pernah sebanyak 280 ekor per tahun. “Tapi sejak tahun 2008 atau 14 tahun lalu, daerah ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi yang dijaga dari perburuan satwa maupun perambahan hutan,” kata pun telah ditetapkan sebagai salah satu satwa liar yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Permen LHK P106 Tahun 2018. Berdasarkan International Union for Conservation of Natural Resources IUCN Red List, hewan endemik Pulau Sulawesi ini memiliki status konservasi terancam punah endangered.Kemudian, Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora CITES menetapkan anoa sebagai Appendix I yang menandakan bahwa anoa dilarang untuk diperjualbelikan dalam segala bentuk perdagangan internasional. Nasrul berpesan kepada masyarakat Sinjai untuk menjaga hutan tetap lestari, menghindari perburuan, dan melaporkan bila melihat perburuan. Menurut dia, masyarakat Sinjai secara umum turut berbangga dengan ditemukannya bahwa anoa masih hidup di taman hutan rakyat itu. Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Terkaitperingatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 5 November silam, Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan tanaman mangrove jenis Kandelia Candel ditetapkan sebagai Satwa dan Puspa Nasional 2012. Dari rilis Kementerian Lingkungan Hidup, penetapan ini dilakukan untuk memperkuat upaya perlindungan dan pemanfaatan secara berkelanjutan keragaman hayati Indonesia. Penetapan itu
Pixabay Orangutan termasuk salah satu satwa langka yang dilindungi di Indonesia - Sebagai negara kepulauan yang termasuk sebagai salah satu negara terbesar, Indonesia kaya akan keragaman hewannya. Sayangnya, saat ini sudah ada beberapa jenis hewan di Indonesia yang termasuk dalam kategori satwa langka yang harus dilindungi. DI Indonesia, saat ini setidaknya ada 10 hewan langka yang dilindungi. Mengapa satwa langka harus dilindungi, ya? Ketahui juga, yuk, cara terbaik untuk melindungi satwa langka dari kepunahan! Baca Juga Kamuflase dan Mimikri pada Hewan Beserta Contohnya 10 Satwa Indonesia yang Langka Karena populasinya yang semakin sedikit, saat ini ada 100 hewan langka di Indonesia yang dilindungi. Hewan langka pertama yang dilindungi dan dianggap langka adalah orangutan yang habitatnya berada di hutan hujan tropis di Sumatra dan Kalimantan. Badak bercula satu atau badak jawa juga disebut sebagai hewan langka, yang disebabkan karena spesiesnya yang sulit untuk berkembang biak, perburuan manusia, dan usianya yang hanya mencapai 80 tahun. Hewan langka lainnya di Indonesia yang dilindungi adalah macan tutul jawa, kucing merah kalimantan, singapuar, ikan belida, harimau sumatra, anoa, elang jawa, dan komodo. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Satwaini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia. Populasi Elang Jawa yang tersisa di seluruh Pulau Jawa diprediksi jumlahnya ada sekitar 325 pasang atau sekitar 600 ekor pada tahun.
Satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka adalah spesies hewan yang hidup di udara, seperti burung dan kelelawar, yang populasinya semakin menurun karena berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berupa perburuan yang berlebihan, perusakan habitat, polusi, dan perubahan iklim. Oleh karena itu, perlindungan terhadap satwa dirgantara sangat penting dilakukan. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa jenis satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestariannya. Berikut adalah beberapa jenis satwa dirgantara Elang Jawa Nisaetus bartelsi Nuri Kepala Hitam Lorius lory Kelelawar Kalong Hitam Pteropus alecto Merak Besar Argusianus argus Jalak Bali Leucopsar rothschildi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangkaan Satwa Dirgantara Ada banyak faktor yang mempengaruhi kelangkaan satwa dirgantara. Beberapa faktor tersebut meliputi Perburuan yang berlebihan Beberapa spesies burung dan kelelawar sering diburu karena dianggap memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Perusakan habitat Perusakan hutan dan penggundulan hutan secara liar menyebabkan berkurangnya tempat hidup satwa dirgantara. Polusi Polusi udara dan air dapat berdampak buruk pada kesehatan satwa dirgantara. Perubahan iklim Perubahan iklim yang cepat dapat mempengaruhi reproduksi dan migrasi satwa dirgantara. Upaya-Upaya untuk Menjaga Kelestarian Satwa Dirgantara Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian satwa dirgantara, antara lain Membatasi perburuan dan perdagangan satwa liar Membuat taman nasional dan cagar alam untuk melindungi habitat satwa dirgantara Menerapkan teknologi yang ramah lingkungan untuk mengurangi polusi Menggalakkan kampanye kesadaran publik untuk menghentikan perburuan dan perdagangan satwa liar Melakukan penelitian untuk mempelajari perilaku dan kebutuhan satwa dirgantara Memperkuat peran lembaga pengawasan dan penegak hukum dalam penanganan pelanggaran terhadap satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka FAQs Apa itu satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka? Satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka adalah spesies hewan yang hidup di udara, seperti burung dan kelelawar, yang populasinya semakin menurun karena berbagai faktor. Apa yang menyebabkan satwa dirgantara menjadi langka? Beberapa faktor yang menyebabkan satwa dirgantara menjadi langka meliputi perburuan yang berlebihan, perusakan habitat, polusi, dan perubahan iklim. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka? Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka meliputi membatasi perburuan dan perdagangan satwa liar, membuat taman nasional dan cagar alam, menggalakkan kampanye kesadaran publik, melakukan penelitian, dan memperkuat peran lembaga pengawasan dan penegak hukum. Conclusion Satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka sangat penting untuk dijaga kelestariannya. Kita perlu mengambil langkah-langkah konkrit untuk membatasi perburuan dan perdagangan satwa liar, melindungi habitat satwa dirgantara, dan menggalakkan kesadaran publik tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati. Dengan kerja sama dan upaya bersama, kita dapat menjaga kelestarian satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka untuk generasi mendatang.
Padalampiran Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 [1], telah ditetapkan jenis-jenis satwa yang dilindungi. Jenis-jenis satwa yang ditetapkan sebagai jenis satwa yang dilindungi karena satwa tersebut mem-iliki nilai ekonomis yang tinggi dan jumlah persebarannya pada saat ini makin terancam kepunahan sehingga satwa tersebut akan menjadi langka.
BJtMPvR. 4mm3ss58x2.pages.dev/4164mm3ss58x2.pages.dev/394mm3ss58x2.pages.dev/3644mm3ss58x2.pages.dev/3434mm3ss58x2.pages.dev/4954mm3ss58x2.pages.dev/4544mm3ss58x2.pages.dev/4604mm3ss58x2.pages.dev/462
satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka adalah